PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN ALAT UKUR HASIL BELAJAR
TES BENTUK URAIAN
1. PENGERTIAN
Menurut
Anas Sudijono (2001:99), tes uraian (essay test) yang juga sering dikenal
dengan istilah subyektif (subjective test), adalah salah satu jenis tes hasil
belajar yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan berikut ini :
Pertama, tes tersebut berbentuk
pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan
kalimat yang pada umumnya cukup panjang.
Kedua, bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee
untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan
dan sebagainya.
Ketiga, jumlah soal butir umumnya terbatas yaitu berjisar antara lima sampai dengan sepuluh
butir.
Menurut M. Ngalim Purwanto (2002:35) yang dimaksud dengan tes essay
ialah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya merupakan karangan
(essay) atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya kalimat atau
jawaban tes itu relative, sesuai dengan kecakapan dan pengetahuan si penjawab.
Tes essay merupakan bentuk penilaian yang paling dikenal dan banyak
dipergunakan oleh guru-guru di sekolah dari dulu sampai sekarang. Karena tes
essay memerlukan jawaban yang panjang dan waktu yang lama, biasanya soal-soal
tes essay jumlahnya sangant terbatas, umumnya berjumlah disekitar lima samapai sepuluh soal
(item) saja.
2. JENIS/BENTUK
Menurut
Anas Sudijono (2001:100), tes uraian (essay) ini dapat dibedakan menjadi :
- Tes uraian bentuk bebas atau terbuka, pada tes ini jawaban yang
dikehendaki muncul dari testee sepenuhnya diserahkan kepada testee itu
sendiri. Artinya testee mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya dalam
merumuskan, mengorganisasikan dan menyajikan jawabannya dalam bentuk
uraian.
- Adapun pada tes uraian pada bentuk terbatas, jawaban yang
dikehendaki muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih
terarah (dibatasi).
Menurut Joesmani (1988:101), pada
pokoknya soal essay dapat dibagi menjadi :
·
Pertanyaan dengan responsi
terbatas.
Soal essay jenis ini membatasi isi dan bentuk jawaban
siswa. Isi dibatasi dengan skop
materi/topik yang diajarkan, sedang bentuk dibatasi dengan pernyataan terdapat
dalam soal.
Contoh :
1.
Buatlah dalam satu tabel
kelebihan dan kekurangan soal obyektif
2.
Mengapa soal obyektif sangat
baik untuk mengukur pengetahuan tentang fakta? Jelaskan dengan singkat !
Cara lain untuk membatasi isi dan bentuk jawaban siswa
ialah dengan materi mengantar (instroductory material) seperti yang digunakan
pada variasi soal obyektif .
Hanya soal berupa essay responsi terbatas dan siswa
harus menjawab sesuai dengan yang terdapat pada materi pengantar.
·
Pertanyaan dengan responsi
bebas.
Pengertian responsi bebas disini bukan response
sekehendak siswa, tetapi dengan rentangan jawaban yang lebih luas. Siswa diberi
kebebasan untuk memilih berbagai informasi/fakta yang dianggapnya relavan,
mengorganisir jawaban berdasar pertimbangannya sendiri dan mengintergrasi serta
menilai ide-ide yang dipandangnya memadai. Di sini siswa diberi kebebasan untuk
mendemostrasikan kemampuannya dalam memilih, mengorganisir, menghubungkan
mengintegrasikan dan menilai berbagai ide. Bahkan siswa di beri kebebasan untuk
menampilkan pemikiran-pemikiran yang orisinil, dengan demkian keterampilan
memformulasikan ide-ide dalam bentuk tulisan, penguasaan bahasa keluasan dan
kedalaman pengetahuan sangat diperlukan. Karena itu sangat cocok untuk mengukur
jenjang kemampuan yang lebih tinggi dan komplek.
3. KEKUATAN DAN KELEMAHANNYA
a. Kekuatan
menurut Anas Sudijono (2001:102), kekuatan yang dimiliki oleh tes
uraian adalah :
·
Pembuatannya dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat.
·
Dapat dicegah kemungkinan
timbulnya permainan spekulasi dikalangan testee.
·
Dalam penyusunan soal dapat
diketahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan tingkat penguasaan testee dalam
memahami materi yang ditanyakan dalam tes tersebut.
·
Testee akan dapat terdorong dan
terbiasa untuk berani mengemukakan pendapat dengan menggunakan susunan kalimat
dan gaya bahasa
yang merupakan hasil olahannya sendiri.
Menurut M. Ngalim Purwanto
(2002:38), kebaikannya antara lain :
·
Bagi guru, menyusun tes
tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
·
Si penjawab mempunyai kebebasan
dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati atau buah pikirannya.
·
Melatih megeluarkan buah pikiran
dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur (melatih kreasi dan fantasi).
·
Lebih ekonomis, hemat karena
tidak memerlukan kertas yang terlalu banyak untuk membuat soal tes, dapat
didiktekan atau ditulis di papan tulis.
Menurut Joesmani (1988:103), kekuatan
dari tes uraian ini adalah :
·
Soal essay dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa yang komplek yang tidak dapat di ukur dengan
instrument lain, meskipun tidak semua kemampuan yang komplek itu mesti dapat
diukur dengan soal essay.
·
Menyusun soal essay lebih
mudah, pertanyaan-pertanyaan bersifat langsung, hingga anak lebih terbiasa
karena sesuai dengan yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehari-hari.
Dengan demikian konstruksi soal lebih mudah dipahami oleh siswa.
·
Soal essay dalam bentuk pertanyaan
dengan response bebas dapat melatih siswa untuk dapat mengintegrasikan,
menerapakan informasi yang relavan sebagai latihan berfikir dalam memecahkan
masalah.
·
Soal essay ini memungkinkan
untuk melatih siswa menilai, mengkritik ide-ide yang ada, mengklasifikasikan
kelebihan dan kekurangannya dapat mendorong siswa untuk dapat menampilkan
ide-ide baru, pemikiran-pemikiran yang orisinil.
·
Karena penyusunan soal yang
mudah maka soal essay menghemat waktu, demikian pula dalam pelaksanaannya.
Persiapan penelenggaraan tes sangat mudah pula dengan demikian soal essay
dengan mudah dapat dipergunakan oleh guru-guru yang belum banyak pengalaman.
·
Soal essay ini sangat berguna
bagi guru-guru yang sibuk, karena dapat menghemat waktu.
b.
Kelemahan
Menurut Anas Sudijono (2001:103),
adapun kelemahan-kelemahan dari tes essay ini adalah :
·
Kurang dapat menampung atau
mencakup dan mewakili isi dan luasnya materi atau bahan pelajaran yang telah
diberikan kepada testee, yang seharusnya diujikan dalam tes hasil belajar.
·
Cara mengkoreksi jawaban soal
tes uraian cukup sulit.
·
Dalam pemberian skor hasil tes
uraian, terdapat kecenderungan bahwa tester lebih banyak bersifat subyektif.
·
Pekerjaan koreksi terhadap
lembar-lembar jawaban hasil tes uraian sulit untuk diserahkan pada orang lain,
sebab pada tes uraian orang yang paling tahu mengenai jawaban yang sempurna
adalah penyusun tes itu sendiri.
·
Daya ketepatan mengukur
(validitas)dan daya keajengan mengukur (reliabilitas) yang dimiliki oleh tes
uraian pada umumnya rendah sehingga kurang dapat diandalkan sebagai alat
pengukur hasil belajar yang baik.
Menurut M. Ngalim Purwanto
(2002:38), kelemahan dari tes essay ini adalah :
·
Tidak atau kurang dapat
digunakan untuk mengetes pelajaran yang scope-nya luas atau banyak sehingga
kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya.
·
Kemungkinan jawaban yang
heterogen sifatnya menyulitkan pengetes dalam menskornya.
·
Baik buruknya tulisan dan
panjang pendeknya jawaban yang tidak sama mudah menimbulkan evaluasi dan
penskoran (scoring)yang tidak atau kurang objektif.
·
Karakteristik pembuatan essay
test yang berbeda-beda bagi setiap guru dapat menimbulkan salah pengertian bagi
si penjawab (cara membuat pertanyaan dan tuntutan jawabannya, setiap guru
berbeda-beda).
Menurut Joesmani (1988:104),
kelemahan yang terdapat pada tes essay ini adalah :
·
Kekurangan yang paling menonjol
adalah ketidakstabilan dalam scoring. Berbagai penelitian menunjukkan scoring
dalam tes essay selalu menghasilkan skor yang berbeda untuk soal dan individu
yang sama dengan waktu scoring yang berbeda. Demikian pula apabila korektor
(scorer) berbeda.
·
Jumlah waktu yang diperlukan
dalam scoring. Tiap-tiap jawaban siswa perlu dibaca lebih teliti oleh korektor.
Bila jumlah peserta test cukup besar soal essai tidak mungkin dilaksanakan.
·
Terbatasnya sampel materi
pengajaran yang dapat digunakan kemapuan siswa.
SARAN-SARAN DALAM
MENGURANGI KELEMAHAN TERSEBUT ADALAH :
a.
Buatlah suatu garis besar
(outline) jaawaban yang diharapkan dari siswa. Garis besar ini meliputi isi
pokok jawaban dan bagian-bagian jawaban yang akan dinilai.
b.
Gunakan cara scoring yang
tepat.
c.
Tentukan factor-faktor yang
tidak relevan yang tidak termasuk dalam kemampuan yang akan diukur.
d.
Koreksilah satu soal untuk
seluruh siswa sebelum melanjutkan ke soal berikutnya.
e.
Koreksilah jawaban siswa tanpa
mengetahui namanya lebih dahulu.
f.
Bilamana diperlukan satu soal
dikoreksi dua orang atau lebih.
SARAN-SARAN DALAM MENYUSUN
SOAL ESSAY
- gunakan soal essay apabila
kemampuan belajar siswa yang akan diukur tidak dapat diukurdengan soal
objektif.
- Rumuskan secara jelas dalam soal
kemampuan apa yang akan diukur.
- Soal ditanyakan dengan bahasa yang
jelas dalam arti dapat/mudah dimengerti siswa.
- Untuk tiap-tiap soal guru perlu
memperhitungkan alokasi waktu yang dipergunakan.
- Hindari penggunaan soal pilihan.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Pesada
Joesmadi. 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK
M. Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi
Pengajaran. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
