Rabu, 13 November 2013

Keberbakatan (Klasifikasi, Ciri dan Renzulli Consep)

BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Keberbakatan
Istilah gifted pertama kali dikemukakan oleh Guy M Whipple, untuk menunjukkan keadaan anak-anak yang memiliki kemampuan normal (Reni, Hawadi: 2002). Secara teminologi, gifted berarti berbakat. Pada saat itu, Whipple hanya mengkhususkan berbakat diperuntukkan bagi anak yang memiliki kemampuan supernormal atau jauh di atas rata-rata anak pada umumnya.
Banyak pendapat yang disampaikan oleh para ahli terkait dengan konsep keberbakatan ini. Pada dasarnya memiliki pengertiannya masing-masing, namun bermuara pada satu makna. Memang terdapat beberapa istilah terkait dengan keberbakatan ini, diantaranya bright, talented, eminence, brilliant dan gifted, semua kata tersebut memiliki tingkatan masing-masing.
Krapp (dalam Reni, Hawadi: 2002), menyimpulkan bahwa istilah keberbakatan digunakan dalam sejumlah cara yang beberapa kelihatannya kontradiktif, diantaranya:
1.      Umum tetapi juga spesifik, keberbakatan berkenaan dengan dimensi intelektual umum, namun juga terlihat sebagai manifestasi dalam keberbakatan dibidang khusus.
2.      Suatu penyebab tetapi juga suatu hasil, prestasi khusus dapat dilihat sebagai hasil dari keberbakatan, namun adanya prestasi khusus juga disebabkan adanya cap seseorang anak berbakat.
3.      Keduanya kuantitatif dan kualitatif, jika berbicara tentang tingkatan keberbakatan, juga membahas macam keberbakatan yang dimiliki seseorang.
Seminar nasional pengembangan pendidikan luar biasa (dalam Ichrom: 1988), anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi menonjol pada dirinya karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul, kemampuan itu adalah kemampuan intelektual umum, akademik khusus, berpikir kreatif produktif, kemampuan memimpin, dan kemampuan pada salah satu bidang seni dan kontemporer.

B.     Klasifikasi Keberbakatan Intelektual
Zahara, T (2001), klasifikasi intelegensi menurut David Weschler dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1
Klasifikasi Intelegensi David Weschler
IQ
Klasifikasi Intelegensi
Persentasi
Kurva Normal
Aktual Sampel
Di atas 130
Sangat cerdas
2,2%
2,3%
120 – 129
Cerdas
6,7%
7,4%
110 – 119
Di atas rata-rata
16,1%
16,5%
90 – 109
Rata-rata
50%
49,4%
80 – 89
Di bawah rata-rata
16,1%
16,2%
70 – 79
Perbatasan
6,7%
6,0%
0 – 69
Keterbelakangan mental
2,2%
2,2%

C.    Ciri-Ciri Anak Berbakat
Hoyle dan Walks (dalam Semiawan: 1997), anak berbakat pada umumnya menunjukkan ciri-ciri yang meliputi ciri fisik, mental intelektual, dan sosial sebagai berikut:
1.      Have great intellectual curiosly
2.      Learn easly and readly
3.      Have a wide range of interest
4.      Have a broad attention
5.      Have ability to do effective work independently
6.      Have learned to read early
7.      Show initiative and originality in intellectual work
8.      Able to memoriez quickly
9.      Procces unusual imagination
10.  Follow complex direction easly
11.  Rapid readers
12.  Have several hobbies
13.  Make frequent and effective use of library
14.  Are superior in mathematic, particularly in problem solving.
Selanjutnya Tetller, Becker dan Sausa serta Fieldhusen (dalam Ichrom: 1988), ciri-ciri keberbakatan sebagai berikut: a) ingin tahu, b) tekun dalam mengejar minat, c) cepat memahami lingkungan, d) kritis pada diri sendiri dan orang lain, e) rasa humor tinggi, f) peka terhadap ketidakadilan, g) pemimpin banyak area, h) tidak mau menerima respon yang dangkal, i) memahami dengan mudah prinsip-prinsip umum, j) kosa kata luas, k) pekerja mandiri dan inisiatif, dan l) memahami hubungan dan mengenal makna.

D.    Konsep Renzulli Terkait Keberbakatan
Konsep Renzulli disebut dengan the three rings conception, yaitu anak berbakat memenuhi tiga kriteria yakni memiliki kemampuan di atas rata-rata, komitmen terhadap tugas dan kreativitas (Reni, Hawadi: 2002).
1.      Kemampuan baik di atas rata-rata
Kemampuan di atas rata-rata mencakup dua hal, yaitu kemampuan umum dan kemampuan khusus. Kemampuan umum terdiri dari kapasitas untuk memproses informasi, mengintegrasikan pengalaman, respon yang cocok, dan adaptif terhadap situasi baru. Contohnya, kemampuan logika dan hitungan, spatial, daya ingat, dan kelancaran kata. Kemampuan ini diukur dengan tes intelegensi.
Kemampuan spesifik pada bidang tertentu seperti matematika dan kimia mempunyai hubungan yang kuat dengan kemampuan umum sehingga potensi dalam bidang ini dapat ditentukan melalui tes intelegensi dan tes bakat.
2.      Tanggung jawab terhadap tugas
Konsisten terhadap tugas dapat ditemukan pada orang yang tergolong kreatif produktif yang memiliki rasa tanggung jawab, suatu bentuk halus dari motivasi. Motivasi biasanya didefinisikan sebagai suatu proses energi umum yang merupakan faktor pemicu pada organisme, tanggung jawab tersebut ditampilkan pada tugas tertentu yang spesifik.
3.      Kreativitas
Nicholes (dalam Reni, Hawadi:2002), mendeteksi keberbakatan dapat dilakukan dengan cara menganalisis produk kreatif untuk melihat dan meramalkan potensi kreativitas subjek.

E.     Anak Berbakat Intelektual
Anak berbakat intelektual merupakan orang atau sekelompok orang yang memiliki kemapuan umum yang relatif tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara baik.
Anak berbakat intelektual sering dikaitkan dengan anak yang memiliki intelegensi yang tergolong cerdas. Namun, pernyataan tersebut tidak semuanya benar, dapat juga ditemukan anak berbakat intelektual yang memiliki intelegensi di atas rata-rata bahkan normal. Ciri-ciri anak berbakat intelektual menurut Dhammacitta, diantaranya: a) mudah menangkap pelajaran, b) ingatan baik, c) pembendaharaan kata yang luas, d) penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab akibat), e) daya konsentrasi dan analisis baik, f) menguasai banyak bahan tentang berbagai topik, senang dan sering membaca, g) ungkapan diri lancar dan jelas, h) pengamat yang cermat, i) cepat memecahkan soal, j) cepat menemukan kekeliruan dan kesalahan, k) daya abstraksi tinggi, dan l) selalu sibuk menangani berbagai hal.

KEPUSTAKAAN

Conny, Semiawan. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: PT. Gramedia.
Dhammacitta. 2012. Ciri-Ciri Anak Berbakat Intelektual, (online) (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5411.0), diakses 12 Desember 2012.
Reni, Akbar dan Hawadi. 2002. Identifikasi Keberbakatan Intelektual. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Soleh, M. Ichrom. 1988. Perspektif Pendidikan Anak Gifted. Jakarta: Depdikbud PPLP-TK.
Tengku, Zahara J. 2001. Arah Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: UNJ.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar