Rabu, 13 November 2013

Penyusunan dan Pengembangan Alat Ukur Hasil Belajar

PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN ALAT UKUR HASIL BELAJAR

TES BENTUK URAIAN
1.  PENGERTIAN
            Menurut Anas Sudijono (2001:99), tes uraian (essay test) yang juga sering dikenal dengan istilah subyektif (subjective test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan berikut ini :
     Pertama, tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.
     Kedua, bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan dan sebagainya.
     Ketiga, jumlah soal butir umumnya terbatas yaitu berjisar antara lima sampai dengan sepuluh butir.
            Menurut M. Ngalim Purwanto (2002:35) yang dimaksud dengan tes essay ialah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya merupakan karangan (essay) atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya kalimat atau jawaban tes itu relative, sesuai dengan kecakapan dan pengetahuan si penjawab. Tes essay merupakan bentuk penilaian yang paling dikenal dan banyak dipergunakan oleh guru-guru di sekolah dari dulu sampai sekarang. Karena tes essay memerlukan jawaban yang panjang dan waktu yang lama, biasanya soal-soal tes essay jumlahnya sangant terbatas, umumnya berjumlah disekitar lima samapai sepuluh soal (item) saja.

2.  JENIS/BENTUK
            Menurut Anas Sudijono (2001:100), tes uraian (essay) ini dapat dibedakan menjadi :
  • Tes uraian bentuk bebas atau terbuka, pada tes ini jawaban yang dikehendaki muncul dari testee sepenuhnya diserahkan kepada testee itu sendiri. Artinya testee mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya dalam merumuskan, mengorganisasikan dan menyajikan jawabannya dalam bentuk uraian.
  • Adapun pada tes uraian pada bentuk terbatas, jawaban yang dikehendaki muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih terarah (dibatasi).

Menurut Joesmani (1988:101), pada pokoknya soal essay dapat dibagi menjadi :
·         Pertanyaan dengan responsi terbatas.
Soal essay jenis ini membatasi isi dan bentuk jawaban siswa. Isi dibatasi dengan  skop materi/topik yang diajarkan, sedang bentuk dibatasi dengan pernyataan terdapat dalam soal.
Contoh :
1.      Buatlah dalam satu tabel kelebihan dan kekurangan soal obyektif
2.      Mengapa soal obyektif sangat baik untuk mengukur pengetahuan tentang fakta? Jelaskan dengan singkat !
Cara lain untuk membatasi isi dan bentuk jawaban siswa ialah dengan materi mengantar (instroductory material) seperti yang digunakan pada variasi soal obyektif .
Hanya soal berupa essay responsi terbatas dan siswa harus menjawab sesuai dengan yang terdapat pada materi pengantar.

·         Pertanyaan dengan responsi bebas.
Pengertian responsi bebas disini bukan response sekehendak siswa, tetapi dengan rentangan jawaban yang lebih luas. Siswa diberi kebebasan untuk memilih berbagai informasi/fakta yang dianggapnya relavan, mengorganisir jawaban berdasar pertimbangannya sendiri dan mengintergrasi serta menilai ide-ide yang dipandangnya memadai. Di sini siswa diberi kebebasan untuk mendemostrasikan kemampuannya dalam memilih, mengorganisir, menghubungkan mengintegrasikan dan menilai berbagai ide. Bahkan siswa di beri kebebasan untuk menampilkan pemikiran-pemikiran yang orisinil, dengan demkian keterampilan memformulasikan ide-ide dalam bentuk tulisan, penguasaan bahasa keluasan dan kedalaman pengetahuan sangat diperlukan. Karena itu sangat cocok untuk mengukur jenjang kemampuan yang lebih tinggi dan komplek.

3.  KEKUATAN DAN KELEMAHANNYA
     a.    Kekuatan
                 menurut Anas Sudijono (2001:102), kekuatan yang dimiliki oleh tes uraian adalah :
·        Pembuatannya dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
·        Dapat dicegah kemungkinan timbulnya permainan spekulasi dikalangan testee.
·        Dalam penyusunan soal dapat diketahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan tingkat penguasaan testee dalam memahami materi yang ditanyakan dalam tes tersebut.
·        Testee akan dapat terdorong dan terbiasa untuk berani mengemukakan pendapat dengan menggunakan susunan kalimat dan gaya bahasa yang merupakan hasil olahannya sendiri.

Menurut M. Ngalim Purwanto (2002:38), kebaikannya antara lain :
·        Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
·        Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati atau buah pikirannya.
·        Melatih megeluarkan buah pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur (melatih kreasi dan fantasi).
·        Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas yang terlalu banyak untuk membuat soal tes, dapat didiktekan atau ditulis di papan tulis.


Menurut Joesmani (1988:103), kekuatan dari tes uraian ini adalah :
·        Soal essay dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa yang komplek yang tidak dapat di ukur dengan instrument lain, meskipun tidak semua kemampuan yang komplek itu mesti dapat diukur dengan soal essay.
·        Menyusun soal essay lebih mudah, pertanyaan-pertanyaan bersifat langsung, hingga anak lebih terbiasa karena sesuai dengan yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehari-hari. Dengan demikian konstruksi soal lebih mudah dipahami oleh siswa.
·        Soal essay dalam bentuk pertanyaan dengan response bebas dapat melatih siswa untuk dapat mengintegrasikan, menerapakan informasi yang relavan sebagai latihan berfikir dalam memecahkan masalah.
·        Soal essay ini memungkinkan untuk melatih siswa menilai, mengkritik ide-ide yang ada, mengklasifikasikan kelebihan dan kekurangannya dapat mendorong siswa untuk dapat menampilkan ide-ide baru, pemikiran-pemikiran yang orisinil.
·        Karena penyusunan soal yang mudah maka soal essay menghemat waktu, demikian pula dalam pelaksanaannya. Persiapan penelenggaraan tes sangat mudah pula dengan demikian soal essay dengan mudah dapat dipergunakan oleh guru-guru yang belum banyak pengalaman.
·        Soal essay ini sangat berguna bagi guru-guru yang sibuk, karena dapat menghemat waktu.

b.         Kelemahan
Menurut Anas Sudijono (2001:103), adapun kelemahan-kelemahan dari tes essay ini adalah :
·        Kurang dapat menampung atau mencakup dan mewakili isi dan luasnya materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan kepada testee, yang seharusnya diujikan dalam tes hasil belajar.
·        Cara mengkoreksi jawaban soal tes uraian cukup sulit.
·        Dalam pemberian skor hasil tes uraian, terdapat kecenderungan bahwa tester lebih banyak bersifat subyektif.
·        Pekerjaan koreksi terhadap lembar-lembar jawaban hasil tes uraian sulit untuk diserahkan pada orang lain, sebab pada tes uraian orang yang paling tahu mengenai jawaban yang sempurna adalah penyusun tes itu sendiri.
·        Daya ketepatan mengukur (validitas)dan daya keajengan mengukur (reliabilitas) yang dimiliki oleh tes uraian pada umumnya rendah sehingga kurang dapat diandalkan sebagai alat pengukur hasil belajar yang baik.

Menurut M. Ngalim Purwanto (2002:38), kelemahan dari tes essay ini adalah :
·        Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang scope-nya luas atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya.
·        Kemungkinan jawaban yang heterogen sifatnya menyulitkan pengetes dalam menskornya.
·        Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang tidak sama mudah menimbulkan evaluasi dan penskoran (scoring)yang tidak atau kurang objektif.
·        Karakteristik pembuatan essay test yang berbeda-beda bagi setiap guru dapat menimbulkan salah pengertian bagi si penjawab (cara membuat pertanyaan dan tuntutan jawabannya, setiap guru berbeda-beda).

Menurut Joesmani (1988:104), kelemahan yang terdapat pada tes essay ini adalah :
·        Kekurangan yang paling menonjol adalah ketidakstabilan dalam scoring. Berbagai penelitian menunjukkan scoring dalam tes essay selalu menghasilkan skor yang berbeda untuk soal dan individu yang sama dengan waktu scoring yang berbeda. Demikian pula apabila korektor (scorer) berbeda.
·        Jumlah waktu yang diperlukan dalam scoring. Tiap-tiap jawaban siswa perlu dibaca lebih teliti oleh korektor. Bila jumlah peserta test cukup besar soal essai tidak mungkin dilaksanakan.
·        Terbatasnya sampel materi pengajaran yang dapat digunakan kemapuan siswa.

SARAN-SARAN DALAM MENGURANGI KELEMAHAN TERSEBUT ADALAH :
a.      Buatlah suatu garis besar (outline) jaawaban yang diharapkan dari siswa. Garis besar ini meliputi isi pokok jawaban dan bagian-bagian jawaban yang akan dinilai.
b.     Gunakan cara scoring yang tepat.
c.      Tentukan factor-faktor yang tidak relevan yang tidak termasuk dalam kemampuan yang akan diukur.
d.     Koreksilah satu soal untuk seluruh siswa sebelum melanjutkan ke soal berikutnya.
e.      Koreksilah jawaban siswa tanpa mengetahui namanya lebih dahulu.
f.      Bilamana diperlukan satu soal dikoreksi dua orang atau lebih.

SARAN-SARAN DALAM MENYUSUN SOAL ESSAY
  1. gunakan soal essay apabila kemampuan belajar siswa yang akan diukur tidak dapat diukurdengan soal objektif.
  2. Rumuskan secara jelas dalam soal kemampuan apa yang akan diukur.
  3. Soal ditanyakan dengan bahasa yang jelas dalam arti dapat/mudah dimengerti siswa.
  4. Untuk tiap-tiap soal guru perlu memperhitungkan alokasi waktu yang dipergunakan.
  5. Hindari penggunaan soal pilihan.


DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada
Joesmadi. 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK
M. Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar